Experience

Senin, 16 April 2012

2012, Menteri Kehutanan Bereskan Konflik Lahan

by Unknown  |  in Article Kehutanan at  00.41

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan mengatakan pada 2012 kementeriannya berfokus menyelesaikan konflik lahan. “Tahun depan, pemanfaatan lahan diutamakan untuk masyarakat. Pengusaha nanti dulu,” ujar Zulkifli di kantornya, Rabu, 28 Desember 2011.

Program penyelesaian konflik ini, menurut Zulkifli, bakal melibatkan pemerintah daerah dan didukung lembaga swadaya masyarakat. Pemerintah daerah, dia menjelaskan, berperan membagi lahan kepada masyarakat. Sedangkan LSM kebagian tugas mendata lahan yang disengketakan.

Tahun ini luas lahan disengketakan tercatat lebih dari tujuh juta hektare. Di Kalimantan Tengah, misalnya, luas lahan yang bermasalah sekitar 3,5 juta hektare. Lahan ini belum diselesaikan sengketanya karena teknis penyelesaiannya belum dirumuskan. Misalnya, apakah soal penegakan hukum, pengembangan hutan rakyat, hutan desa (ulayat), atau pun patok batas.

Zulkifli mencontohkan, konflik yang terjadi di Lampung. Menurut dia, ada lahan yang telah diberikan kepada warga Talang Gunung. Tapi, lanjud dia, ada pihak lain yang berasal di luar Talang Gunung mengklaim lahan tersebut. Kementerian berinisiatif untuk membentuk tim yang akan konsentrasi menyelesaikan konfilik seperti itu. “Tim yang akan memverifikasi lahan dari Direktorat Jenderal Kehutanan,” ujarnya.

Tahun depan, Zulkifli melanjutkan, pemerintah mencadangkan lahan seluas 700 ribu hektare. Naik dari tahun ini yang 500 ribu hektar. “Tapi realisasinya masih terbilang kecil,” kata Zulkifli.

Dia menyalahkan kebijakan pemerintah di masa Orde Baru yang terlalu memanjakan perusahaan. Lahan hutan lebih banyak dimanfaatkan untuk ak pengusahaan hutan (HPH), hutan tanaman industri (HTI), dan perkebunan.  “Perusahaan yang punya kapital kuat tentu banyak menguasai lahan. Rakyat ketinggalan," kata dia.

Zulkifli menambahkan, berdasarkan data ada lebih 25 juta hektare hutan yang dikuasai HPH, lebih 8 juta hektare HTI, dan 12 juta hektare perkebunan sawit. Di sisi lain, hampir 85 persen petani di Indonesia adalah petani tuna tanah dan petani lahan sempit. Kondisi inilah yang makin menyuburkan konflik agraria.

SAHRUL

7 komentar:

  1. mantap infonya
    semoga bermanfaat bagi banyak org
    thanks ya

    BalasHapus
  2. terimakasih banyak atas info nya
    yang udah di share
    terus berkreasi gan

    BalasHapus
  3. artikel nya sangat basus
    dan menarik untuk dibaca
    terimakasih atas info ny

    BalasHapus
  4. innfo nya bermanfaat
    dan sangat keren gan
    ditunggu info nya

    BalasHapus
  5. menarik baca nya
    jadi betah
    terimakasih sudah menyuguhkan info info yang bagus

    BalasHapus
  6. ijin menyimak artikel nya gan
    terimakasih atas informasinya
    sukses terus

    BalasHapus


Get this widget!
Proudly Powered by Blogger.